Saturday, November 6, 2010

Dari Twitter Mengumpulkan Rumput dan Nasi Bungkus untuk Yogya






Kepedulian tak mengenal batas wilayah. Itulah yang terjadi saat Gunung Merapi semakin mengamuk kemarin. Solidaritas untuk korban bencana Merapi bersemi di mana-mana. Salah satu bentuknya adalah "demam" menggalang bantuan lewat situs-situs jejaring sosial, seperti Twitter dan Facebook, 

Salah satu gerakan penggalangan bantuan yang sukses kemarin adalah "Gerakan Nasi Bungkus Yogya". Entah siapa yang pertama kali mencetuskannya, tiba-tiba di Internet gerakan itu marak. Koordinatornya puluhan.

Di halaman Facebook Fan Page Yogyakarta, misalnya, gerakan ini bisa mendatangkan ribuan nasi bungkus. Mereka membangun dapur umum di Jalan Taman Siswa Nomor 150-F, Yogyakarta. "Kami membutuhkan relawan dan logistik untuk menyiapkan 5.000 nasi bungkus untuk dibagikan ke pengungsi di Stadion Maguwoharjo. Ada yang bisa bantu?" demikian seorang netter Yogyakarta menulis di Facebook.

Tak berapa lama, bantuan pun mengalir. Dapur umum itu dipelopori secara swadaya oleh Ratih, pemilik warung di kawasan Gejayan, Yogyakarta.

Para relawan di Yogyakarta juga memanfaatkan Twitter untuk menggalang bantuan. "Kami membutuhkan 6.000 nasi bungkus malam ini. Ada yang bisa bantu?" seorang relawan di Sleman menulis di Twitternya. Pengguna Twitter lainnya segera menyahut. "Wilayah Jogja dan sekitar Magelang mana yang butuh nasi? Kami @jogjaliner punya banyak," tulis seorang bernama Arya_masteur.

Ada banyak akun Twitter yang rajin menggalang bantuan. Tapi salah satu yang paling ramai adalah akun @jalinmerapi. Di situs ini para relawan "berteriak" soal kekurangan bedak, pakaian dalam, selimut, hingga rumput untuk pakan ternak.

Akun Twitter @jalinmerapi ini dibikin oleh komunitas Jaringan Informasi Lingkar Merapi. Komunitas ini memakai Twitter dan blog. Bahkan mereka juga menggabungkan dengan komunikasi radio. Pengguna Internet di Jakarta bisa langsung mendengarkan percakapan para penjaga posko Merapi lewat walkie talkie. Situs mereka ada dihttp://merapi.combine.or.id

Komunitas maya Jalin Merapi yang dibangun Sukiman, petani asal Desa Sidomulyo, Klaten, Jawa Tengah, empat tahun lalu, malah telah berbuat jauh lebih besar. Gotong-royong warga di luar Merapi, bahkan di luar Pulau Jawa, tercipta lewat komunitas ini.

Bukan cuma menyediakan informasi dari warga di lokasi, bantuan juga bisa dibuat mengalir langsung. "Bayangkan, ada yang membantu rumput (untuk ternak) satu truk, sayur gori (nangka) satu kol," kata Sukiman. "Dan semua bantuan itu langsung habis."  tempointeraktif.com

No comments:

Post a Comment