Tuesday, December 7, 2010

Wiwoho Basuki, Penggemar Wayang Terkaya RI

Majalah Forbes kembali merilis daftar 40 orang terkaya di Indonesia pada 2010. Nilai kekayaan 40 orang super kaya itu mencapai US$71 miliar atau sekitar Rp640 triliun.

Jumlah tersebut meningkat pesat dibandingkan tahun lalu yang tercatat US$42 miliar atau hampir Rp380 triliun.

Pada urutan pertama, pemilik grup Djarum, Budi dan Michael Hartono, tercatat sebagai orang paling kaya di Indonesia. Total kekayaannya senilai US$11 miliar atau hampir Rp100 triliun.

Di antara daftar orang terkaya itu terdapat tujuh pendatang baru dengan total kekayaan lebih dari US$8 miliar atau sekitar Rp72 triliun. Salah satu di antaranya adalah Wiwoho Basuki Tjokronegoro.

Anak seorang polisi itu mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dari bisnis penambangan batu bara melalui PT Indika Energy Tbk. Di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2008 itu Wiwoho menjabat presiden komisaris.

Total kekayaan Wiwoho mencapai US$575 juta atau sekitar Rp5,17 triliun. Pria berumur 71 tahun itu menempati peringkat ke-35 dari daftar 40 orang terkaya di Indonesia. Meski demikian, sebagian besar karier Wiwoho dihabiskan di industri minyak.

Investor sejumlah galeri seni rupa itu menikah dengan seorang pelukis dan dikarunia tiga anak. Ketua Masyarakat Keris Indonesia itu pun mendukung pengrajin membuat belati tradisional. Alumni University of Kansas dengan predikat magna cum laude juga merupakan pecinta pertunjukan kesenian tradisional Wayang Orang.

Sedangkan Indika merupakan perusahaan energi terpadu di Indonesia. Perusahaan menyediakan layanan solusi energi terintegrasi melalui diversifikasi investasi dalam bidang sumber daya energi, jasa, dan infrastruktur energi melalui investasi strategis di bidang produksi batu bara lewat PT Kideco Jaya Agung.

Sementara itu, di bidang rekayasa, pengadaan, dan konstruksi jasa melalui Tripatra, serta rekayasa, pertambangan, dan konstruksi serta jasa kontraktor lewat PT Petrosea Tbk. Untuk proyek pembangkit listrik, perusahaan menjalankan bisnis melalui PT Cirebon Electric Power.

Selama 2009, laba bersih konsolidasi Indika mencapai Rp725,67 miliar atau turun sebesar 33,10 persen dibandingkan perolehan 2008 sekitar Rp1,08 triliun. Meski laba bersih turun, perseroan mampu mencatatkan kenaikan pendapatan sekitar Rp2,17 triliun atau naik 5,9 persen dari sebelumnya Rp 2,04 triliun.

• VIVAnews

No comments:

Post a Comment