Kontestan Miss Universe 2011 akan menjalani masa karantina selama 21 hari di Sao Paulo, Brasil mulai 21 Agustus mendatang. Sepanjang pembekalan, banyak materi yang akan diberikan kepada para putri tercantik dari seantero dunia ini. Di sana, mereka tidak didampingi siapapun ketika mempersiapkan diri dalam setiap event.
Inilah yang mengharuskan Nadine, Barli Asmara, dan tim Yayasan Putri Indonesia (YPI) menyusun skenario terburuk. Rencana alternatif dibuat salah satunya soal tiga gaun yang akan dibawa berlaga.
"Aku sudah memastikan ritsletingnya benar-benar bagus, jangan sampai pas Nadine pakai sendiri nanti malah mampet. Bagian dalamnya juga dimanipulasi dengan tali supaya aman dan enggak turun di bagian dada dan pinggang. Masalahnya, gaun ini berat, banyak payet," jelas Barli kepada okezone di sela fitting gaun di butik sekaligus rumahnya di Jalan Kerinci VIII No. 38 B, Jakarta Selatan, Jumat (5/8/2011).
"Jadi, worst scenario sudah kita buat, ada way out-nya lah," sahut Nadine.
Skenario buruk lainnya yang dipersiapkan untuk Nadine adalah gaun batik. Gaun tersebut menggunakan kain Solo kolaborasi Batik Semar, paduan batik kuno yang di tangan Barli menghasilkan kreasi menawan. Gaun dengan teknik anyaman handmade ini sempat dipamerkan Barli pada acara "HighEnd The Masterpiece 2011".
"Gaun ini cuma spontanitas. Yang jadi main dominant sudah siap, tapi dia juga bisa bawa satu gaun lagi, in case kalau ada event lain; bisa untuk gala dinner, bisa juga untuk red carpet. Kita siapkan beberapa pilihan," imbuh Barli.
Nadine mengakui bahwa dua di antara tiga gaun yang dibuatkan untuknya terasa berat dipakai dan untuk berjalan. Namun buru-buru Nadine mengatakan, dirinya pernah memakai gaun yang lebih berat.
"Berat , tapi aku pernah pakai baju yang lebih berat lagi. Kalau ditanya mana yang lebih aku suka? Jelas, gaun-gaun untuk Miss Universe ini beda sekali, tapi masing-masing cocok untuk event-nya, red carpet maupun grand final. Aku merasa auraku akan keluar, soalnya aku merasa nyaman sekali memakainya," ujar dara 20 tahun ini.
sumber
No comments:
Post a Comment