Saturday, August 6, 2011

Kesaksian Akiko Atas Bom Hirosima Nagasaki


66 Tahun Tragedi Bom Atom
Tak pernah terbayangkan di benak Akiko Takakura bahwa, pagi itu, 6 Agustus 1945, dia menjadi saksi tragedi Bom Hirosima Nagasaksi. Dia berdiri sangat dekat dari titik hypocenter ledakan bom atom mematikan itu.

Kala itu, Akiko berusia 20 tahun. Saat kejadian, sekira pukul 09.00 waktu setempat, dia tengah berada di Bank Hirosima. Akiko berdiri 300 meter dari titik ledakan bom atom. Akiko merupakan salah satu korban yang secara ajaib lolos dari maut, meskipun lebih dari 100 luka robek masih membekas dipunggungnya.

Dia sempat bercerita, banyak orang tewas seketika. Jasad mereka berserakan di jalan raya. Sejauh mata memandang, Akiko hanya melihat mayat terbakar, dan orang yang berdarah-darah.

Api secara bertahap menyebar ke seluruh tubuh mereka dari jari mereka hingga ke sekujur tubuh. Terdapat suatu cairan abu-abu terang, menetes ke tangan mereka.

"Aku sangat terkejut mengetahui bahwa jari-jari dan tubuh bisa terbakar dan cacat seperti itu. Aku tidak bisa percaya. Itu mengerikan. Menyaksikan itu semua, lebih menyakitkan dari pada berpikir bagaimana rasanya jari-jari mereka terbakar. Tangan dan jari meleleh. Di antara mereka ada yang menggendong bayi," tutur dia.

"Mereka hanya, mereka hanya,... terbakar habis," ujarnya terbata-bata, seperti dikutip hiroshima-remembered.com, Sabtu (6/8/2011).

Akiko menceritakan, situasi pagi itu sangatlah panas. Pijaran api ada di mana-mana. Bahkan, dia kesulitan bernafas. Akiko menghirup udara panas.

"Mungkin karena api membakar semua oksigen, saya tidak tahu. Saya tidak bisa membuka mata saya karena banyak sekali asap. Bukan hanya saya tapi semua orang merasakan hal yang sama," ujarnya.

Selama beberapa tahun setelah tragedi itu, Akiko trauma dan menjadi phobia terhadap api. "Karena semua indra saya mengingatkan, betapa menakutkan dan mengerikan api itu," tegasnya.



sumber

No comments:

Post a Comment