Lokasi tempatnya ada di Kota Liuzhou, Guangxi, China menyimpan kawasan berbukit-bukit yang indah. Salah satunya Niuchepin di kaki Gunung Malu. Nah disalah satu rumahkecil yang terpencil, dan harus ditempuh dari jalan setapak. Rumah ini gak berjendela, tumpukan batu bata jadi tungku masak, dan di depannya ada ruang tidur. Nah disini nih tuh bocah tinggal gak punya sapa2 dijauhin temen2nya, namanya A Long (6thn). Orang tua dah meninggal karena HIV AIDS, dan A Long dinyatakan positive terkena HIV. Sejak jadi yatim piatu A Long hidup sendiri, dari bangun, mencuci pakaian, memberi makan ayam, anjing, masak, belajar sendiri.
Dijauhi Warga
Ibunya meninggal setahun yang lalu, dan ayahnya meninggal bulan juli 2010. Yang paling setia menemani ayahnya sampai dipanggil yang kuasapun adalah A Long yang tetap tegar dan tidak menangis. "Paman ayah saya meninggal seperti ibu saya." katanya kepada wartawan. Hingga hari kedua ayahnya meninggal akhirnya datang bantuan dan ayahnya dapat dimakamkan.
Batal Mengadopsi
A Long sendiri tidak tahu apa itu HIV/AIDS, bahkan tidak tahu dia membawa virusHIV/AIDS, yang dia tahu temen2nya ngejauhin dia gara2 takut celaka, atau dilarang. Dan dia sudah dikeluarkan dari sekolah karena banyak wali murid yang menuntut kepala sekolah untuk mengeluarkannya.
Ada cerita tentang saat dia masak, "tangannya terbakar saat memasak, tak seorangpun tahu, selang sehari ada warga yang membawanya ke klinik, tapi klinik tidak bersedia mengobati, jadi karena hal itu kami hanya mengoleskan salep Merbromin (semacamantiseptic)," kata seorang warga
A Long sangat butuh bantuan tapi pemerintah desa hanya bisa menjamin makanan dan pakaian. Ada juga beberapa dermawan memberikan bantuan. Departemen sosial, hanya memberikan jaminan kesejahteraan, dan keamanan sosial. Tahun lalu dia mendapat 70yuan per bulan, tahun ini dia mendapt 100 yuan (Rp. 133.000)per bulan. Hal ini masih jauh dari cukup karena hal pendidikan dan kesehatan belum dijamin.
Anak Yang Tegar
Di saat orang sekita belum bisa berbuat banyak untuk dia namun A Long tetap tegar. Dia merasa memiliki ayam, anjing, nenek, dan orang-orang baik yang kadang mengunjungi. Bagi A Long itu sudah cukup.
Bayangkan anak sekecil ini dan semenderita ini masih bisa tertawa saat bersama anjingnya. A Long tetap menyantap makanannya walupun tanpa minyak dan garam, dia tetap memakannya dengan semangat. dia bertanya kapan dia mendapat kasih sayang, kapan dia bisa jadi anak 'normal'? namun semuanya itu dijawan dengan ketegarannya.
A Long belajar membaca sendiri
Masakan nasi dan sayur ala A Long
Manggul kayu buat kayu bakar
Coba agan-agan sekalian liat kembali kehidupan anak tersebut dijauhi, gak dpt kasih sayang, berjuang untuk survive, dan masih ingin merasakan dunia luar seperti apa. Masih bercita-cita. sendangkan kita yang bercukupan, masih bisa dpt kasih sayang, masih bisa hidup setidaknya dengan layak, masih mw mengeluh? kita bisa liat anak kecil 6 tahun gak punya apa-apa gak punya siapa-siapa tapi masih tetep bisa tersenyum dan berusaha.
No comments:
Post a Comment