Tuesday, January 25, 2011

Di Belanda, Akan Segera Ada Klinik Yang Membimbing Pasien Mati Dalam Tiga Hari

Duh.. Di Belanda, Akan Segera Ada Klinik Yang Membimbing Pasien Mati Dalam Tiga Hari
Negeri Belanda tidak lama lagi punya klinik di mana si pasien menerima bantuan dan bimbingan selama tiga hari untuk dapat mengakhiri hidupnya sendiri. Ya, Anda tak salah baca. Asosiasi Mengakhiri Hidupnya Sendiri Belanda (NVVE) berada di belakang inisiatif tersebut.

Syarat
Sebelum masuk lebih jauh, perlu diketahui bahwa sekalipun Belanda mengijinkan eutanasia, bukan berarti dokter bisa serta merta -mudah- mengakhiri hidup seseorang, sekalipun itu atas permintaan yang bersangkutan.

Undang-Undang mengatur kriteria mutlak. Hanya pasien yang menderita sakit luar biasa di mana terjadi disfungsi organ dan penyakit tersebut sama sekali tidak bisa disembuhkan. Permohonan eutanasia harus diajukan oleh si pasien secara sadar dan sukarela, serta dokter yakin betul tidak ada solusi lain.

Syarat-syarat tersebut membuat angka eutanasia tak pernah besar di Belanda sekalipun per tahun ada ribuan orang mengajukan permintaan mengakhiri hidup.

''Mereka sangat menderita,'' kata Petra de Jong dari NVVE. "Orang-orang ini menjalani hal-hal memilukan sebelum akhirnya meninggal. Padahal, saat bersamaan tak ada lagi jalan untuk menolongnya. Mereka kadang-kadang harus selama satu setengah tahun memohon-mohon untuk mengakhiri hidupnya. Namun toh mereka tetap tidak dikabulkan permintaannya."

Banyak peminat

Klinik untuk mengakhiri hidup di Belanda, bisa jadi, cuma satu-satunya di dunia. Pusat perawatan nantinya membantu orang yang ditolak dokter permohonan eutanasia-nya.

NVVE memperkirakan jasa ini bakal banyak diminati, mengingat di Belanda ada sekitar 1500 orang bunuh diri per tahun. Mereka terbagi tiga: penderita penyakit tak bisa disembuhkan, pasien psikiatris kronis dan pengidap penyakit pikun demensia usia dini.

Jika layanan itu sudah ada sejak lama, mungkin Monique menjadi salah satu pasien klinik. Ia menderita gangguan kejiwaan secara kronis dan mengakhiri hidupnya pada tahun 2008. Ibunya, Jeanette Croonen, dalam acara televisi publik Belanda Nieuwsuur, bercerita lebih jauh tentang Monique.

"Ia telah sering meminta bantuan untuk mengakhiri hidup. Namun jawabannya selalu tidak. Ia sendiri juga sudah berulang kali mencoba bunuh diri. Anehnya, selalu gagal, dan ia kerap berhasil ditemukan serta diselamatkan pada saat-saat terakhir. Ia jadi sangat frustasi. Situasinya menjadi sangat rawan. Saya melihat anak saya makin parah."

Bunuh diri

Menurut Asosiasi Mengakhiri Hidupnya Sendiri Belanda, NVVE, pertahun ada sekitar 3000 orang yang permohonan eutanasia-nya ditolak. Beberapa dari mereka kemudian memilih jalan bunuh diri. Klinik Mengakhiri Hidup kelak bisa memfasilitasi kelompok ini.

Grup lain adalah orang-orang yang memang punya keinginan bunuh diri. Mereka merasa sudah selesai dengan hidup ini. Golongan ini sama sekali tak memenuhi syarat eutanasia. Dokter jelas akan menolak permohonan mereka.

Tetapi melalui klinik NVVE, mereka akan dibimbing untuk mampu mengakhiri hidupnya sendiri secara tenang. Dan kalau ternyata secara medis aksi bunuh diri tersebut gagal, dokter di klinik siap membantu.

Dengan kata lain klinik bisa membantu orang-orang dengan situasi seperti Monique.

"Ya. Dan bila itu terjadi, saya masih bisa mendampingi dia. Saya masih bisa memberi cium, bisa membelai kepalanya. Dan karena dulu cuma sendirian, ia hanya bisa memeluk boneka, untuk mengusir rasa kesepiannya. Saya merasa dulu itu sangat tidak manusiawi," kata Jeanette Croonen.

Sesuai UU

Asosiasi Mengakhiri Hidupnya Sendiri, NVVE, menjamin klinik mereka akan beroperasi sesuai Undang Undang Eutanasia. Setiap pasien dilayani selama tiga hari dan harus menjalani trayek khusus secara hati-hati. Warganegara asing tidak bisa menjadi pasien klinik.

NVVE tidak sendiri pula dalam mengembangkan klinik. Beberapa instansi yang mengurusi masalah bunuh dini dan sejumlah rumah sakit bersedia bekerja sama. Demikian juga banyak dokter dan perawat menyatakan bisa membantu.

Namun bukan berarti klinik ini kelak berdiri tanpa tantangan.

"Saya memperkirakan, jika berjalan, klinik ini bakal didemonstrasi. Orang-orang akan datang dengan spanduk, mereka akan berdoa supaya ini gagal, seperti unjuk rasa menentang klinik abortus. Saya duga klinik ini bakal menimbulkan kegelisahan di masyarakat. Tapi saya juga yakin banyak orang akan menyambut gembira," kata Petra de Jong dari Asosiasi Mengakhiri Hidupnya Sendiri NVVE.

Hidup atau mati

Organisasi dokter Belanda KNMG menegaskan tidak ada kendala hukum dalam inisiatif NVVE. Namun ini bukan berarti organisasi dokter setuju. Bilapun akhirnya klinik tersebut berdiri, KNMG akan senantiasa mengawasi. Pihaknya berpendapat orang yang punya keinginan mengakhiri hidupnya sendiri butuh perhatian dan perawatan khusus. Dan tidak jarang, pelayanan itu menghasilkan pilihan lain selain eutanasia.

Organisasi dokter Belanda KNMG juga berpendapat pelayanan tiga hari klinik NVVE terlalu pendek untuk menentukan pilihan hidup atau mati bagi seorang pasien gangguan kejiwaan.

http://www.republika.co.id/berita/senggang/unik/11/01/24/160258-duh-di-belanda-akan-segera-ada-klinik-yang-membimbing-pasien-mati-dalam-tiga-hari

No comments:

Post a Comment