Showing posts with label Ekubis. Show all posts
Showing posts with label Ekubis. Show all posts

Sunday, January 8, 2012

6 Maskapai Penerbangan Indonesia Yang Paling Sering Telat

Kementerian Perhubungan mengeluarkan daftar maskapai penerbangan komersil penerbangan seringkali terlambat alias delay dari jadwal penerbangan yang seharusnya. Dari enam maskapai penerbangan utama, maskapai mana yang paling sering telat?

Berdasarkan data Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara yang diperoleh detikFinance, Senin (9/1/2012), pada periode Januari-November 2011 maskapai yang paling sering terlambat adalah Lion Air dengan angka ketepatan waktu penerbangan (on time performance/OTP) rata-rata sebesar 66,78%.

Setelah Lion Air, sepanjang Januari-November 2011 maskapai yang paling sering terlambat penerbangannya adalah Merpati Airlines dengan angka ketepatan waktu 68,43%.

Kemudian diikuti dengan Sriwijaya Air dengan angka ketepatan waktu 69,87%, lalu Indonesia Air Asia dengan angka ketepatan waktu 71,09%, dan Batavia Air dengan angka ketepatan waktu 72,08%. Dalam data tersebut, maskapai yang paling tepat waktu adalah Garuda Indonesia dengan angka ketepatan waktu rata-rata teratas yakni 84,36%.

Selain itu, Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara juga mengeluarkan data maskapai yang paling sering melakukan pembatalan penerbangan. Selama periode Januari-November 2011 lalu maskapai yang paling sering membatalkan penerbangannya adalah:

  1. Merpati Nusantara Airlines dengan angka rata-rata 9,21% penerbangannya dibatalkan.
  2. Sriwijaya Air (4,11%)
  3. Garuda Indonesia (0,82%),
  4. Lion Air (0,73%),
  5. Batavia Air (0,54%)
  6. Air Asia (0,16%).

Seperti diketahui, untuk mengurangi delay atau keterlambatan penerbangan, Kementerian Perhubungan telah memberlakukan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No.77/2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut, diantaranya soal kompensasi tunai bagi maskapai yang delay lebih dari 4 jam kepada setiap penumpangnya.

http://finance.detik.com/read/2012/01/09/065214/1809853/4/daftar-maskapai-paling-sering-telat-lion-air-juara-pertama

15 Negara Pemilik Emas Terbanyak Dunia


Harga emas mengakhiri tahun 2011 di level US$ 1.600 per ounce, atau mengalami kenaikan lebih dari 10% seiring ketidakpastian di pasar finansial dan perekonomian dunia secara keseluruhan. 

Para pemilik emas tentu saja berbahagia dengan kenaikan imbal hasil investasi emas, di saat investasi di sektor lain tergerus akibat badai krisis Eropa dan juga ketidakpastian yang menyelimuti perekonomian dunia.

Saat ini pemegang emas terbesar dunia masih didominasi bank sentral, organisasi internasional dan pemerintah dengan total diperkirakan mencapai 16,5% dari total emas dunia atau sebanyak 30.700 ton. Jumlah itu diambil dari laporan bulanan World Gold Council (WGC), yang merupakan lembaga pengembangan pasar kunci industri emas. 

Lantas, siapa saja para pemegang emas terbesar dunia? Berikut 15 pemegang emas terbesar dunia berdasar laporan WGC per akhir Desember 2011, seperti dikutip dariCNBC, Senin (9/1/2012).

1. Amerika Serikat




  • Nilai cadangan : US$ 418,39 miliar
  • Jumlah total: 8.965,6 ton

Penyimpanan emas AS di Ketucky atau United States Bullion Depository dan dikenal sebagai Fort-Knox adalah merupakan salah satu tempat cadangan emas paling terkenal di dunia. Mereka memegang mayoritas cadangan emas negara, sementara sisanya tersimpan di Philadelphia Mint, Denver Mint, West Point Bullion Depository dan the San Francisco Assay Office.

Jika digabungkan, total cadangan emas AS mencapai 8.965,6 ton dan bernilai US$ 418,39 miliar atau setara dengan Rp 3.765 triliun berdasarkan harga pasar terkini.

2. Jerman





  • Nilai cadangan : US$ 174,7 miliar
  • Jumlah total: 3.743,7 ton

Bank Sentral Jerman memiliki 3.743,7 ton cadangan emas, bernilai US$ 174,7 miliar atau setara Rp 1.572 triliun. Menurut WGC, peti simpanan emas Jerman mencapai 73,7% dari total cadangan devisa

3. International Monetary Fund (IMF)





  • Nilai cadangan : US$ 144,76 miliar
  • Jumlah total: 3.101 ton

IMF memiliki 185 negara anggota. Kebijakan emasnya telah berubah dalam 25 tahun terakhir, tapi cadangannya masih berfungsi untuk menstabilkan pasar internasional dan membantu negara-negara di dunia.

Sebagai contoh, IMF menjual sebagian besar cadangannya pada Desember 1999 untuk membantu Heavily Indebted Poor Countries Initiative. Total cadangan emas IMF mencapai 3.101 ton senilai US$ 144,76 miliar atau sekitar Rp 1.302 triliun. 

4. Italia





  • Nilai cadangan : US$ 126,12 miliar
  • Jumlah total: 2.792,6 ton.

Bank Sentral Italia tercatat menguasai 2.792,6 ton emas senilai Rp 1.132 triliun. Cadangan emas tersebut tercatat mencapai 73,4% dari total cadangan devisa Italia.

5. Prancis





  • Nilai cadangan : US$ 125,28 miliar
  • Jumlah total: 2.684,6 ton

Bank Sentral Prancis, Banque De France tercatat menguasai sebagian besar cadangan emas negara, dengan porsi pada cadangan devisa mencapai 71,8%. Dengan jumlah emas 2.684,6 ton, Prancis tercatat memiliki emas senilai US$ 125,28 miliar atau setara dengan Rp 1.127 triliun.


6. SPDR Gold ETF (GLD)






  • Nilai cadangan : US$ 64,53 miliar
  • Jumlah total: 1.213,9 ton.

Tidak seperti pemegang emas terbesar lainnya, GLD merupakan tempat dimana investor benar-benar bisa membeli. Seiring fluktuasi harga emas, maka nilai SPDR Gold Trust yang dikenal dengan GLD juga naik turun. GLD tercatat menguasai 38.845,889 ounce emas atau sekitar 1.213,9 ton senilai US$ 64,53 miliar atau setara Rp 581 triliun.


7. China





  • Nilai cadangan : US$ 54,22 miliar
  • Jumlah total: 1.161,9 ton.

China memiliki cadangan devisa yang sangat besar, namun porsinya yang berwujud emas ternyata sangat kecil yakni hanya sekitar 1,8%. Dengan penduduk mencapai 1,34 miliar, negara tersebut memiliki emas setara dengan US$ 40,46 per orang. Total emas yang dimiliki China mencapai 1.161,9 ton senilai US$ 54,22 miliar atau setara dengan Rp 488 triliun.

8. Swiss





  • Nilai cadangan : US$ 53,5 miliar
  • Jumlah total: 1.146,5 ton.

Bank Sentral Swiss tercatat menguasai 1.146,5 ton emas senilai US$ 53,5 miliar atau sekitar Rp 481 triliun. Simpanan emas tersebut tercatat sebesar 15,8 persen dari total cadangan devisa. Proporsi emas tersebut sudah turun dibandingkan tahun sebelumnya.

9. Rusia





  • Nilai cadangan : US$ 44,8 miliar
  • Jumlah total: 960,1 ton.

Bank Sentral Federasi Rusia tercatat menguasai 960,1 ton emas senilai US$ 44,8 miliar atau setara Rp 403 triliun, yang mencapai 9,2% dari total cadangan devisa negara tersebut. 

Pada tahun 2009, Rusia meningkatkan produksi emasnya hingga 21% sehubungan dengan peresmian beberapa tambang baru. Pada tahun 2010, Rusia mengalahkan Jepang dari sisi simpanan emas, dengan tambahan sebesar 140 ton pada tahun itu saja. Pembelian emas Rusia berlanjut pada tahun 2011, dengan pembelian sebanyak 4,9 ton pada Juli, berdasarkan laporan dari IMF.

10. Jepang





  • Nilai cadangan : US$ 39,36 miliar
  • Jumlah total: 843,5 ton.

Jepang memang memiliki 843,5 ton emas bernilai US$ 39,36 miliar atau sekitar Rp 354 triliun, namun jumlah tersebut hanya 3,5% dari total cadangan devisa.


11. Belanda





  • Nilai cadangan : US$ 31,5 miliar
  • Jumlah total: 675,2 ton.

Belanda tercatat menguasai 675,2 ton emas senilai US$ 31,5 miliar atau setara dengan Rp 283 triliun, yang merupakan 61,9% dari total cadangan devisa negeri kincir angin tersebut.


12. India



  • Nilai cadangan : US$ 28,69 miliar
  • Jumlah total: 614,75 ton.

India menguasai 614,75 ton emas senilai US$ 28,69 miliar emas atau setara dengan Rp 260 triliun yang merupakan 9,6% dari total cadangan emas negara tersebut. Negara dengan populasi terbesar kedua di dunia itu merupakan pemegang emas terbesar ke-12 di dunia. Cadangan emas India naik pesat pada tahun 2009 ketika membeli 200 ton emas IMF senilai US$ 6,9 miliar. 

13. Bank Sentral Eropa





  • Nilai cadangan : US$ 25,8 miliar
  • Jumlah total: 553,4 ton.

Didirikan pada tahun 1998 oleh Uni Eropa, Bank Sentral Eropa bertugas terhadap kebijakan moneter negara-negara anggota kawasan euro. Bermarkas di Frankfurt, Bank Sentral Eropa menguasai 553,4 ton emas senilai US$ 25,8 miliar atau setara dengan Rp 232 triliun atau sekitar 35% dari total cadangan devisa bank tersebut.

14. Taiwan





  • Nilai cadangan : US$ 21,7 miliar
  • Jumlah total: 465,6 ton.

Taiwan yang dikenal dengan industri teknologi dan pertumbuhan ekonominya yang pesat tercatat menguasai 465,6 ton emas senilai US$ 21,7 miliar atau setara dengan Rp 195 triliun, yang mencapai 5,9% dari total cadangan devisa negara tersebut. 

15. Portugal





  • Nilai cadangan : US$ 19,7 miliar
  • Jumlah total: 421,6 ton.

Portugal merupakan pemegang emas terbesar ke-15 di dunia sebanyak 421,6 ton senilai US$ 19,7 miliar atau setara dengna Rp 177 triliun. Cadangan emas dikelola oleh Bank Sentral Portugal, yang jumlahnya mencapai 89,2% dari total cadangan devisa negara tersebut.



http://finance.detik.com/read/2012/01/09/074510/1809864/4/ini-dia-15-pemilik-emas-terbanyak-dunia

6 Alasan Mengapa Bisnis Baru Lebih Sering Gagal

Sebuah bisnis yang baru saja didirikan biasanya sangat rentan gagal, terutama di satu sampai tiga tahun pertama. Bahkan, menurut Small Business Association (SBA) sebanyak 30% dari bisnis baru gagal mencapai tahun keduanya.

Sementara 50% gagal mencapai tahun kelima, dan 66% tidak berhasil beroperasi sampai tahun kesepuluh. Hasil studi mereka juga menunjukkan hanya 25% bisnis yang berhasil bertahan sampai lebih dari lima belas tahun.

Walaupun demikian, tidak seharusnya sebuah bisnis gagal begitu saja. Dengan rencana, pendanaan dan fleksibilitas yang tepat, sebuah bisnis punya kesempatan sukses yang lebih besar. Untuk itu sebaiknya Anda tahu enam kesalahan yang bisa menghancurkan sebuah bisnis, seperti dikutip dari Financial Edge, Senin (9/1/2012):

1. Tidak melakukan riset pasar

Misalnya Anda berniat membuka sebuah perusahaan es krim, semua modal sudah disiapkan dan niatan Anda sudah bulat. Tapi Anda tidak bisa melihat kenyataan bahwa sekarang ini musim hujan, saat orang membutuhkan makanan yang hangat dan bukan sebaliknya. Selain itu, dengan banyaknya merek-merek es krim di luar sana, kompetisi anda menjadi semakin berat.

Kesalahan-kesalahan seperti inilah yang membuat anda kalah sebelum bertanding. Anda harus bisa mencari apa yang dibutuhkan oleh pasar, bukan memaksa produk anda masuk ke pasar. Akan lebih mudah menyediakan sesuatu yang dibutuhkan daripada harus membuat sesuatu yang baru dan memaksa orang mengeluarkan uang untuk itu.

2. Rencana bisnis yang kurang matang

Sebuah rencana yang solid dan realistis sangatlah mutlak dibutuhkan sebuah bisnis. Dalam rencana itu, anda harus memuat target yang masuk akal, bagaimana mencapai target tersebut, prediksi masalah yang akan menghadang, serta bagaiman menyelesaikan masalah tersebut.

Dalam mencapai target tersebut, anda harus banyak melakukan riset dan survey. Rencana tersebut juga harus memuat biaya yang diperlukan untuk bisnis serta strategi dan jadwal operasional. Anda harus jalankan seluruh rencana dengan baik.

Jika anda mencoba melenceng dari rencana awal, misalnya menambah pengeluaran atau mengganti strategi, anda bisa berujung pada kegagalan. Kecualai jika anda menemukan masalah yang diprediksi bisa membunuh bisnis anda, jika tidak, tetaplah pada rencana semula.

Anda juga harus bisa cepat mengubah keputusan, jika ada masalah segera cari solusinya, jika pengeluaran membengkan segera berhemat. Semakin banyak masalah akan semakkin tinggi potensi gagalnya bisnis anda.

3. Tidak punya akses tambahan modal

Jika anda baru saja membuka usaha dan ternyata tidak berjalan dengan baik, apalagi modal seret dan bisnisnya sudah diambang kematian, anda berada dalam posisi yang tidak bagus untuk mencari pinjaman.

Untuk mencegah hal itu terjadi, dari awal anda harus realistis, gunakan modal yang ada untuk bisa mencapai target yang sudah ditentukan sehingga membuat arus kas anda terus mengalir. Terlalu banyak memikirkan pinjaman untuk modal dalam membuka bisnis bukanlah awal yang baik.

4. Lokasi yang buruk, tidak eksis di internet dan kurang penjualan promosi

Lokasi yang buruk sudah barang tentu menjadi faktor negatif bagi bisnis, terutama yang mengandalkan pelanggan para pejalan kaki. Tapi, saat ini ada yang lebih penting, yaitu eksistensi di dunia maya. Eksistensi bisnis anda di internet dan jejaring sosial sama pentingnya dengan lokasi asli di dunia nyata.

Dengan begitu, pelanggan akan mengetahui bisnis anda dengan cepat sehingga lebih mudah mendapatkan pelanggan yang benar-benar butuh akan bisnis anda. Langkah selanjutnya adalah mulai melayani mereka.

Eksistensi ini mirip dengan promosi penjualan. Tak hanya harus anda pastikan promosi ini sampai ke pelanggan, tapi juga harus pelanggan yang tepat. Pastikan promosi penjualan anda lakukan kepada orang yang berminat pada bisnis anda.

Buatlah orang lain tak hanya menyukai bisnis anda, tetapi membutuhkan dan menginginkan bisnis anda tersebut. Dengan demikian, anda akan membentuk barisan pelanggan yang loyal.

5. Terlena dengan kesuksesan

Setelah anda merumuskan rencana, menjalankan bisnis dan mendapatkan basis pelanggan, jangan terlalu puas dengan hasilnya. Bisa jadi ini belum waktunya untuk merasa puas. Terus pantau situasi pasar dan cari tahu apakah anda harus mengubah rencana bisnis anda. Berada di posisi paling dibutuhkan membuat anda punya banyak waktu untuk mempertahankan strategi sehingga bisa tetap sukses. Jangan sampai merasa puas jika anda belum bisa mengubah dunia, seperti layaknya industri musik atau film Holywood.

6. Terlalu cepat berekspansi

Jika bisnis anda sudah mulai berjalan dengan baik dan menuju ke arah sukses, saatnya berekspansi. Tapi, cara anda memperluas bisnis harus sama seperti membangun bisnis tersebut dari awal. Jangan gegabah dan terlalu percaya diri dalam membuka cabang untuk bisnis anda.

Pastikan anda menemukan pasar dan daerah yang tepat untuk berekspansi. Jika anda berencana mendiversifikasi produk, jangan sampai melenceng dari lini bisnis awal, atau anda akan terjebak dalam membentuk sebuah bisnis baru seperti mulai dari awal lagi.

Jika sebuah bisnis berkembang terlalu cepat dan tidak mengikuti beberapa poin di atas, seperti riset pasar, strategi dan rencana bisnis yang baik, maka bisnis tersebut bisa cepat tenggelam.

Kesimpulan:

Meskipun rata-rata bisnis baru, biasanya usaha kecil dan menengah, jarang bertahan lama bukan berarti bisnis anda akan gagal begitu saja. Melalui perencanaan dan fleksibilitas, anda bisa menghindari kesalahan-kesalahan di atas dan menjadi bagian dari 25% yang berhasil bertahan lebih dair 15 tahun berbisnis.


http://finance.detik.com/read/2012/01/09/072916/1809862/479/6-alasan-mengapa-bisnis-baru-lebih-sering-gagal

Tuesday, January 3, 2012

5 Donasi Terbesar Orang Kaya di Dunia Selama 2011



Kegiatan sumbangan sosial bagi kalangan miliarder di Amerika Serikat (AS) seolah menjadi sebuah rutinitas dalan kehidupan mereka. Tak tanggung-tanggung, orang kaya ini menghabiskan dana sumbangan hingga ratusan juta dolar AS.

Seperti dikutip VIVAnews dari lamanmoney.cnn.com, dilaporkan sebanyak 5 sumbangan terbesar tercatat sepanjang 2011. Sumbangan itu berasal dari individu kaya di AS dengan nilai di atas US$200 juta atau setara Rp1,8 triliun.

Mengutip dari Chronicle of Philanthropy, sebanyak 5 sumbangan ditujukan ke perguruan tinggi dan satu lagi ke sebuah museum. Sumbangan itu berasal dari keluarga kaya terkenal di AS.

Berikut adalah 5 sumbangan terbesar pada 2011:

1. Crystal Bridges Museum of American Art

Sumbangan: US$800 juta (Rp7,2 triliun)
Donatur: Keluarga Walton

Pada Mei lalu, keluarga penguasa supermarket terbesar AS, Wal-Mart, memberikan sumbangan sebesar US$800 juta kepada sebuah museum di wilayah Arkansas, AS, Crystal Bridges Museum of American Art. Museum ini dikelola oleh Alice Walton, putri dari pendiri Wal-Mart, Sam.

"Keluarga saya telah mendirikan sebuah yayasan yang diharapkan bisa terus berkembang sebagai sumber daya untuk komunitas dan negara," kata Alice Walton.

Rencananya, sumbangan jutaan dolar AS itu akan digunakan untuk membantu operasional museum, di samping bagi akuisisi dan pengembangan modal ke depan.

2. Cornell University
Sumbangan: US$350 juta (Rp3,15 triliun)
Donatur: Charles Feeney

Tanpa menyebutkan nama, sumbangan dari Charles Feeney lewat yayasan Atlantic Philanthropies dianggap sebagai kontribusi terbesar dalam sejarah Universitas Cornell, AS.

Feeney merupakan alumnus Cornell's School of Hotel Administration dan salah satu pendiri Duty Free Shoppers Group yang mengoperasikan toko di bandara dan lokasi lain di seluruh dunia. Dia telah mendonasikan uang hingga US$5,4 miliar lewat yayasannya yang sebagian besar ditujukan ke bekas almamaternya.

Sumbangan terakhir yang diumumkan pada Desember diharapkan bisa membantu membiayai kampus teknik baru di Roosevelt Island, New York.

Ketika pembangunan kampus ini selesai, jumlah lulusan program master dan doktoral dari sekolah teknik ini diperkirakan meningkat 70 persen.

3. Carnegie Mellon University


Sumbangan: US$265 juta (Rp2,38 triliun)
Donatur: William S Dietrich, II

Pada September lalu, mantan Chief Executive Diestrich Industries, Willian S Dietrich II, berjanji untuk mendonasikan uang sebesar US$265 juta ke Carnegie Mellon university.

"Keterlibatan saya sebagai anggota dewan dari Carnegie Mellon, tak hanya meyakinkan saya bahwa universitas ini merupakan yang terbaik, tapi juga sesuatu yang penting untuk mendorong masa depan yang lebih baik di wilayah ini dan masyarakatnya," kata Dietrich.

Dietrich, yang terlahir di Pittsburg, namun lulusan Princeton ini juga menyumbangkan dana US$125 juta kepada almamaternya itu.

4. Universitas Pennsylvania

Sumbangan: US$225 juta (Rp2,02 triliun)
Donatur: Raymond dan Ruth Perelman

Pada Mei, Raymond Perelman, Chairman dari RGP Holding, menyumbangkan uang sebesar US$225 juta ke Pennsylvania School of Medicine. Sumbangan dari kalangan individu ini merupakan yang terbesar dalam sejarah universitas itu.

Presiden Penssylvania University, Amy Gutman, menyatakan akan menambah anggaran sebesar 20 persen untuk fakultas kedokteran pada 2012. Dana sumbangan ini juga akan digunakan untuk merekrut tenaga medis dan pendidik serta investasi dalam program penelitian kesehatan.

Sumbangan ini bukan yang pertama dilakukan Perelmans. Pada 2005, Perelmans berjanji menyumbangkan dana US$25 juta untuk mendirikan Ruth and Raymond Perelman Center for Advanced Medicine.

Setelah sumbangannya pada tahun ini, the School of Medicine berganti nama menjadi Raymond and Ruth Perelman School of Medicine.

5. University of Southern California


Sumbangan: US$200 juta (Rp1,8 triliun)
Donatur: David Dornsife

Pada Maret 2011, Davoid Dornsife, Chairman dari Herrick Corporation, dan istrinya menyumbangkan US$200 juta bagi University of Southern California's College of Letters, Arts and Sciences.

Di samping menambahkan nama pasangan itu dalam nama depan universitas, pihak pengelola juga menciptakan program beasiswa Dornsife senilai US$10 ribu untuk masing-masing penerimanya.
David Dornsife merupakan alumnus tahun 1965. Kedua pasangan ini sudah lama menjadi donatur bagi universitas tersebut. Namun, sumbangan pada tahun ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah berdirinya universitas tersebut.
• VIVAnews

Monday, January 2, 2012

10 Kasus Kebangkrutan Terbesar 2011

Empat bulan terakhir di tahun 2011 mencatat rekor lonjakan kebangkrutan di Amerika Serikat. Yang terbesar dari proses perlindungan kebangkrutan di AS selama tahun 2011 adalah MF Global pada bulan Oktober. 

Kebangkrutan juga meluas dari mulai sektor penerbangan, telekomunikasi, energi dan perbankan. Menurut Moody's dan Standard & Poor's, naiknya trend gagal bayar diperkirakan berlanjut pada tahun 2012 akibat ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global, krisis utang Eropa dan ketatnya kondisi likuiditas.

Menurut laporan dari Standard & Poor's, akibat merosotnya permintaan, sektor seperti ritel, media dan entertainment serta minyak dan gas menjadi sektor yang paling rentan dalam kondisi ini. 

Berikut 10 kebangkrutan paling besar di AS selama tahun 2011 yang dibuat berdasarkan data banktruptcydata.com, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (3/1/2012).

1. MF Global Holdings




  • Aset: US$ 40,54 miliar
  • Karyawan: 2.850
  • Tanggal kebangkrutan: 31 Oktober.

Perusahaan berusia lebih dari 200 tahun ini akhirnya mendaftarkan kebangkrutan dan menjadi kasus kebangkrutan korporasi terbesar di Wall Street setelah bangkrutnya Lehman Brothers pada September 2008. Malapetakan perusahaan pialang derivatif itu terjadi karena melakukan pertaruhan yang sangat berisiko pada surat utang Eropa.

MF Global yang dipimpin mantan eksekutif Goldman Sachs dan mantan senator dan Gubernur New Jersey, Jon Corzine diketahui meningkatkan eksposure pada surat utang pemerintah Eropa pada akhir 2010 dari US$ 1,5 miliar pada US$ 6,3 miliar. Namun meningkatnya masalah krisis Eropa telah menekan MF Global hingga titik berbahaya, sebelum kemudian Moody's memangkas peringkatnya ke satu notch di atas 'sampah'. 


2. AMR Corp




  • Aset: US$ 25,09 miliar
  • Karyawan: 78.250
  • Tanggal kebangkrutan: 29 November.

AMR merupakan induk dari maskapai penerbangan terbesar ketiga di AS, American Airlines. Maskapai berusia 80 tahun itu akhirnya mendaftarkan kebangkrutan akibat terus melonjaknya harga bahan bakar dan pesawat-pesawatnya yang sudah tua. Maskapai itu memiliki rata-rata penerbangan berusia 15 tahun, sehingga membuat American Airlines sebagai maskapai tertua dan paling tidak efisien dibandingkan rivalnya.

Biaya tenaga kerja juga mencatat beban finansial terbesar bagi perusahaan tersebut. Pada laporan keuangan tahun 2010, American Airlines memperkirakan biaya tenaga kerja yang sekitar US$ 600 juta per tahun lebih besar ketimbang rivalnya. Menurut Pension Benefit Guaranty Corp. rencana pensiun maskapai tersebut mencakup 130.000 pekerja dan pensiunan dengan dana sekitar US$ 10 miliar.


3. Dynegy Holdings




  • Aset: US$ 9,95 miliar
  • Karyawan: 1.650
  • Tanggal kebangkrutan: 7 November.

Dynegy Holdings, unit dari produsen energi Dynegy Inc. mendaftarkan kebangkrutan setelah menderita kemerosotan permintaan listrik secara menyeluruh sejak terjadinya krisis tahun 2008. Perusahaan berbasis di Houston itu juga menderita akibat rendahnya tarif listrik.

Penurunan harga gas yang sudah mencapai 45% dalam 2 tahun telah menciptakan harga listrik yang murah. Berbarengan dengan lingkungan ekonomi yang negatif, perusahaan tersebut akhirnya terbelit beban utang hingga US$ 6,2 miliar.


4. PMI Group




  • Aset: US$ 4,21 miliar
  • Karyawan: 700
  • Tanggal kebangkrutan: 23 November.

PMI Group merupakan perusahaan swasta mortgage insurer terbesar ketiga di AS. Sejak meletusnya gelembung sektor perumahan di tahun 2007, PMI Group harus membayar miliaran dolar kompensasi kepada para peminjam yang merupakan pembeli asuransinya.

Sebagai hasilnya, pada Agustus, unit operasional utama PMI, PMI Mortgage Insurance erbarengan dengan unit lainnya PMI Insurance diperintahkan untuk menghentikan penjualan dari kebijakan baru Departemen Asuransi Arizona karena pendanaannya turun tajam dari permintaan regulator negara bagian.

Dua bulan kemudian, PMI Mortgage Insurance, berbarengan dengan PMI Insurance, keduanya dibekukan oleh regulator asuransi Arizona karena kerugian gagal bayar hipotek perumahan dan mengeringnya keuangan perusahaan. Mereka juga diperintahkan membayar klaim 50%, dan sisanya dilunasi pada waktu yang belum diketahui.

5. NewPage Corp




  • Aset: US$ 3,51 miliar
  • Karyawan: 6.000
  • Tanggal kebangkrutan: 7 September.

NewPage, perusahaan pembuat kertas yang berbasis di Ohio dan dimiliki oleh Cerberus Capital ini mengoperasikan pabriknya di AS dan Kanada. Produksi kertasnya mencapai 3,5 juta ton per tahun yang digunakan untuk koran, majalah dan brosur.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, sirkulasi koran terus merosot akibat berkompetisi dengan media online dan adanya pengalihan iklan via brosur ikut mempengaruhi perusahaan tersebut. Ditambah lagi harga kayu, bahan kimia dan pulp yang semakin mahal sehingga menggerus pendapatan NewPage. Perusahaan itu melaporkan kerugian hingga US$ 229 juta untuk 6 bulan yang berakhir pada 30 Juni 2011. 

6. Integra Bank Corp




  • Aset: US$ 2,42 miliar
  • Karyawan: 500
  • Tanggal kebangkrutan: 30 Juli.

Perusahaan berbasis di Indiana itu mengoperasikan 52 pusat perbankan dan 100 ATM di Kentucky, Indiana dan Illinous sebelum akhirnya mendaftarkan kebangkrutan Chapter 7 pada Juli. 

Bank dengan operasional bank komunitas yang cukup kuat ini harus berjuang menghadapi tingginya utang dan menderita sejumlah kerugian akibat eksposure pada sektor real estate komersial.

Sekitar setengah aktivitas pinjaman bank terkait properti komersial, segmen pasar yang sangat terpukul akibat resesi di AS. Turunnya harga properti komersial telah menggerus nilai dari kolateral yang dimiliki bank itu.

7. General Maritime Corp




  • Aset: US$ 41,78 miliar
  • Karyawan: 1.137
  • Tanggal kebangkrutan: 17 November.

General Maritime adalah pemiliki tanker minyak terbesar kedua di AS. Operator itu itu ikut menderita akibat turunnya permintaan minyak, rendahnya biaya dan terjadinya kelebihan suplai kapal.

Pada awal tahun 2010, General Maritime mengambil pinjaman yang cukup besar untuk membeli 7 tanker senilai US$ 620 juta karena industri transportasi mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun saat kapal-kapal dikirimkan, proses pemulihan memudar dan perusahaan terpaksa melakukan kebijakan pengetatan.

General Maritime mulai pemangkasan biaya dan mencari investor untuk membiayai utang yang ada. Perusahaan berhasil mendapatkan pinjaman US$ 200 juta, tapi tidak cukup untuk bertahan sehingga akhirnya mendaftarkan kebangkrutan.

Sejak itu, perusahaan investasi Oaktree Capital telah sepakat untuk menginvestasikan saham senilai US$ 175 juta. Sebuah grup yang dipimpin Nordea Bank Finland juga telah menawarkan pendanaan US$ 100 juta untuk proses reorganisasi. 

8. Borders Group




  • Aset: US$ 43 miliar
  • Karyawan: 19.500
  • Tanggal kebangkrutan: 16 Februari.

Borders Group, merupakan peritel buku terbesar kedua di AS setelah Barnes & Noble. Perusahaan itu pada awal beroperasi pada pertengahan tahun 1990-an sempat disebut sebagai pembunuh toko-toko buku di kota kecil.


9. Terrestar Corp




  • Aset: US$ 1,38 miliar
  • Karyawan: 104
  • Tanggal kebangkrutan: 16 Februari.

Terrestar Corp, perusahaan operator jaringan satelit selular yang berbasis di Virginia mendaftarkan kebangkrutan pada Februari, beberapa bulan setelah unitnya TerreStar Networks dan 12 afiliasinya melakukan restrukturisasi serupa pada Oktober 2010. 

10. Lee Enterprises




  • Aset: US$ 1,15 miliar
  • Karyawan: 6.200
  • Tanggal kebangkrutan: 12 Desember.

Lee Enterprises merupakan penerbit koran di AS yang memiliki 40 harian di 23 negara bagian, termasuk St. Louis Post-Dispatch.


http://finance.detik.com/read/2012/01/03/082624/1805131/4/10-kasus-kebangkrutan-terbesar-di-2011