Showing posts with label Olahraga. Show all posts
Showing posts with label Olahraga. Show all posts

Tuesday, February 8, 2011

9 Cara Cepat SixPack Dirumah

1. Knee Ups

2. Leg Raises

3. Cycles

4. Reverse Crunch

5. Leg On Coach Crunches

6. Hip Trust

7. Cross Crunch

8. Reach and Touch

9. Cross leg reverse crunch


sumber: kaskus.us

Friday, January 7, 2011

Klub Peserta Liga Primer Indonesia (LPI)

Liga Primer IndonesiaMelalui jalan berliku akhirnya Liga Primer Indonesia akan bergulir pada Sabtu, 8 Januari 2011. Sebanyak 19 klub sudah memastikan diri mengikuti kompetisi yang digagas oleh pengusaha Arifin Panigoro tersebut.
Dari 19 klub tersebut, tiga klub di antaranya sudah tidak asing lagi di ranah sepak bola Indonesia. PSM Makassar, Persibo Brojonegoro, dan Persema Malang memilh hengkang dari Liga Super Indonesia demi menuju klub yang lebih profesional tanpa menggantungkan dana APBD.
Lalu bagaimana dengan 16 klub lainnya? Berikut profil klub peserta LPI, seperti rilis yang diedarkan LPI:
1. Aceh United
Persebakbolaan di Kota Banda Aceh kembali hidup dengan kehadiran Aceh United sebagai salah satu peserta Liga Primer Indonesia. Banda Aceh memiliki potensi besar karena banyak tersedia bakat-bakat pemain muda dan suporter sepak bola yang aktif. Adalah Aceh United yang akan menampung bakat-bakat pemain muda Banda Aceh untuk berprestasi dan memberikan tontonan menghibur kepada para suporter.
Stadion: Harapan Bangsa, Banda Aceh (kapasitas 40.000)
Pelatih: Lionel Charbonnier (Perancis).
2. Bali De Vata
Bali tercatat pernah memiliki tim-tim yang bermain di pentas sepak bola nasional seperti pada era Liga Sepak Bola Utama (Galatama) tahun 1980-an dan Liga Divisi Utama pada tahun 2000-an. Kini Liga Primer Indonesia bertekad membawa semangat Bali dalam revolusi sepak bola nasional melalui klub Bali De Vata.
Stadion: Kapten I Wayan Dipta, Gianyar (kapasitas 25.000)
Pelatih: Willy Scheepers (Belanda)
3. Bandung FC
Bandung selalu memiliki klub-klub yang berprestasi di kancah sepak bola nasional. Setelah Persib dan Maung Bandung Raya, kini muncul Bandung FC sebagai klub sepak bola baru di Bandung, tentunya, semakin mengharumkan nama Kota Kembang ini. Kekuatan klub muda ini langsung terlihat dalam laga pramusim kompetisi dan memiliki harapan besar di arena Liga Primer Indonesia.
Stadion: Siliwangi, Bandung (kapasitas 25.000)
Pelatih: Nandar Iskandar (Indonesia)
4. Batavia Union
Mewakili Kota Jakarta, Batavia Union merupakan klub baru dengan materi pemain-pemain yang andal dan berpengalaman menggeluti liga nasional. Meski baru, klub ini telah memiliki basis suporter yang setia dan bersemangat. Klub ini juga merupakan salah satu klub yang bersinar pada laga pramusim kompetisi LPI.
Stadion: Tugu, Jakarta (kapasitas 20.000)
Pelatih: Roberto Bianchi (Brasil)
5. Bogor Raya
Klub yang dikenal dengan julukan “Laskar Kujang” ini berisikan manajemen muda yang kreatif dan penuh semangat. Klub ini juga membuat kejutan dengan mendatangkan mantan pemain River Plate, Diego Bogado, gelandang sayap asal Argentina berusia 24 tahun. Bogor Raya optimistis dapat mengubah persepakbolaan Indonesia melalui semangat generasi muda.
Stadion: Persikabo, Bogor (kapasitas 15.000) dan Pajajaran, Bogor (kapasitas 12.000)
Pelatih: John Arwandi (Indonesia)
6. Cendrawasih Papua
Cendrawasih FC lahir dari klub Kontiki FC, yang merupakan binaan para mantan pemain Persipura yang tergabung dalam Asosiasi Mantan Pemain Persipura (AMPP). Papua sendiri dikenal sebagai ladang bakat-bakat muda pemain sepak bola Indonesia dan secara konsisten melahirkan pemain-pemain bintang.
Stadion: Mandala, Jayapura (kapasitas 30.000)
Pelatih: Uwe Erkebrecher (Jerman)
7. Jakarta 1928
Jakarta 1928 merupakan salah satu klub yang unik di pentas Liga Primer Indonesia. Klub ini membawa semangat perubahan yang diusung Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ), salah satu klub sepak bola yang menjadi bagian perjuangan di masa penjajahan dulu. Semangat yang sama selama ini bersemayam di klub Persija Jakarta.
Stadion: Lebak Bulus (kapasitas 25.000)
Pelatih: Bambang Nurdiansyah (Indonesia)
8. Kabau Padang
Kabau Padang lahir dari inspirasi kemandirian yang telah dibangun oleh klub sepak bola mandiri Cement Padang. Melalui persiapan yang cenderung tertutup, Kabau Padang akan menyajikan gebrakan-gebrakan di dalam arena Liga Primer Indonesia.
Stadion: Agus Salim, Padang (kapasitas 28.000)
Pelatih: Divaldo Alves (Portugal)

9. Ksatria XI Solo FC

Kota Solo memiliki sejarah panjang dan membanggakan dalam persepakbolaan Indonesia. Klub asal Kota Solo, Persis, pernah mendominasi kompetisi sepak bola Indonesia pada era 1930-an sampai 1950-an. Kemudian, di kancah Galatama, Arseto Solo juga pernah sekali juara. Namun, belakangan, nama Solo seakan tenggelam di pentas sepak bola nasional dan Jawa Tengah. Kini, Solo FC siap membawa Solo kembali berjaya di pentas nasional melalui Liga Primer Indonesia.
Stadion : Manahan, Solo (kapasitas 24.000)
Pelatih: Branko Babic (Serbia)
10. Manado United
Manado United merupakan klub sepak bola yang sudah cukup lama berdiri di Manado. Masyarakat di Manado sendiri sangat menantikan kehadiran dan selalu mendukung klub sepak bola yang dapat berprestasi dari daerahnya. Fokus Manado United adalah pengembangan pemain lokal. Diperkuat oleh mantan pemain-pemain Persma Manado, Manado United siap berprestasi pada musim kompetisi Liga Primer Indonesia.
Stadion: Klabat, Manado (kapasitas 20.000)
Pelatih: Muhammad Al-Hadad
11. Medan Bintang
Sepak bola merupakan olahraga yang sangat digandrungi masyarakat Medan. Sejumlah klub-klub sepak bola sempat mengukir prestasi di kancah nasional dan internasional. Adalah Medan Bintang, klub baru yang mendapat dukungan sejumlah elemen. Medan Bintang berambisi mengangkat dan membesarkan prestasi Kota Medan.
Stadion: Teladan, Medan (kapasitas 20.000)
Pelatih: Rene van Eck (Belanda)
12. Medan Chiefs
Medan Chiefs lahir dari semangat klub sepak bola Pro Titan yang memang sudah tidak lagi mengandalkan APBD. Pro Titan sudah lama bergelut di kancah sepak bola nasional sebagai klub yang mandiri. Semangat perjuangan klub sepak bola dari Medan tersebut akan berkembang melalui Medan Chiefs.
Stadion: Teladan, Medan (kapasitas 20.000)
Pelatih: Joerg Steinebruner (Jerman)
13. Persebaya
Persebaya memiliki sejarah panjang dalam persebakbolaan nasional Indonesia. Klub ini sempat meraih prestasi gemilang ketika klub-klub Perserikatan dan Galatama bersatu dalam Liga Indonesia (1994) dan meraih gelar juara pada tahun 1997 dan 2005. Kini Persebaya membuka lembaran baru untuk menorehkan prestasi di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya (kapasitas 35.000)
Pelatih: Aji Santoso (Indonesia)
14. Persema Malang
Persema memiliki visi untuk memajukan persebakbolaan Indonesia. Berkat visi tersebutlah, Persema memilih untuk bergabung dengan Liga Primer Indonesia. Saat ini Persema telah memiliki tim yang sangat tangguh dan memiliki peluang besar di kancah Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gajayana, Malang (kapasitas 30.000)
Pelatih: Timo Scheuneman (Jerman)
15. Persibo
Tim “Laskar Angling Dharma” ini berdiri pada 12 Maret 1949 dan merupakan juara Divisi Utama musim 2009-1010. Dengan prestasi tersebut, klub ini siap menoreh lembaran sejarah baru di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Letjen Haji Sudirman, Bojonegoro (kapasitas 15.000)
Pelatih: Sartono Anwar
16. PS Makassar
Klub ini merupakan hasil merger dari PSM dengan Makassar City. Berbekal pengalaman di sepak bola nasional, PS Makassar adalah salah satu tim yang memiliki potensi besar di Liga Primer Indonesia.
Stadion: Gelora Andi Mattalata, Makassar (15.000)
Pelatih: Wilhelmus Wim Rijsberger (Belanda)
17. Real Mataram
Gairah sepak bola Yogyakarta kembali bersinar dengan hadirnya klub Real Mataram. Nama Real Mataram akan mewakili semangat dan kekuatan Kerajaan Mataram yang mendapat dukungan besar dari masyarakat Yogyakarta. Berbekal pemain-pemain berpengalaman, klub ini merupakan salah satu yang terkuat.
Stadion: Maguwoharjo, Yogyakarta (kapasitas 30.000)
Pelatih: Jose Basualdo (Argentina)
18. Semarang United
Klub yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah, ini sengaja disiapkan khusus untuk mengikuti Liga Primer Indonesia. Klub yang digagas oleh Novel Al Bakrie ini mendapat dukungan luas dari masyarakat sepak bola Kota Semarang. Semarang United akan menjadi salah satu klub yang paling disegani di kancah Liga Primer Indonesia.
Stadion: Jatidiri, Semarang (kapasitas 25.000)
Pelatih: Edy Paryono (Indonesia)
19. Tangerang Wolves
Semangat pendukung sepak bola di Tangerang tidak dapat diragukan lagi. Keberadaan Tangerang United di kota industri ini diharapkan dapat meningkatkan geliat dan semangat persepakbolaan lokal. Dipimpin oleh pelatih yang jeli akan bakat-bakat muda, klub ini yakin dapat memperoleh tempat tersendiri di hati para pecinta sepak bola Indonesia.
Stadion: Benteng (kapasitas 25.000) Pelatih: Paulo Camargo (Brasil). Sumber : bola.kompas.com

LPI Akan Dibuka Walikota Solo

LPILiga Primer Indonesia (LPI) akan resmi digelar pada Sabtu (8/1/2011) sore WIB. Acara tersebut akan dibuka oleh Walikota Solo, Joko Widodo.
Acara lebih dahulu diawali dengan serangkaian seremonial yang melibatkan sekitar seribu penari di Stadion Manahan.
Setelahnya, Joko direncanakan membuka LPI dengan cara melakukan tendangan pertama sebelum kick offantara Solo FC kontra Persema Malang.
“LPI akan dibuka oleh Walikota Solo, bapak Joko Widodo,” papar Abi Hasantoso, juru bicara LPI saat berbincang dengan detikSport, Jumat (7/1).
LPI pun kabarnya turut mengundang Presiden SBY dan Menpora Andi Mallarangeng. Namun hingga berita kini, belum ada keputusan apakah kedua tokoh itu dapat hadir. (detiksport.com)

Sejarah Kembali Diukir di Solo

liga primer indonesiaLebih dari enam dekade silam, kota Solo menjadi tempat berlangsungnya peristiwa bersejarah bagi olahraga Indonesia. Kini Kota Bengawan siap mengulang hal tersebut.
September 1948, kota Solo menjadi tuan rumah gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) edisi pertama. Di balik gelaran olahraga itu, juga ada sebuah misi untuk menunjukkan bahwa Indonesia masih tetap eksis, masih tetap ada meski ketika itu masih terus berada di bawah ancaman Belanda.
Sabtu (8/1/2011) atau lebih dari enam dekade setelah PON I, sebuah sejarah dalam bidang olahraga siap kembali diukir dari kota Solo. Sore nanti Liga Primer Indonesia akan dimulai dan ditandai dengan laga antara tuan rumah Solo FC kontra Persema Malang.
“Laga besok merupakan era baru. Kompetisi baru dihadirkan untuk membenahi Indonesia. Ini momentum sepakbola Indonesia menuju pro,” kata CEO Solo FC Kesit B. Handoyo dalam jumpa pers jelang laga perdana LPI di Hotel Novotel, Solo, Jumat (7/1/2011) sore WIB.
Kesit mengatakan bahwa faktor sejarah menjadi salah satu pertimbangan pemilihan Solo sebagai tuan rumah laga perdana LPI, selain soal fasilitas dan juga publik di kota Bengawan ini.
“Di waktu lalu Solo pernah menjadi saksi sejarah PON I. Presidennya Soekarno juga tendang bola di sini (PON I). Kota ini memiliki history, kadang sesuatu yang lahir dari sini bisa menjadi besar. Mudah-mudahan dengan ridho yang di atas LPI bisa menjadi besar. Tujuan kita hanya agar bola Indonesia lebih baik, tidak ada yang lain,” kata dia.
Yang jelas laga antara Solo FC kontra Persema Malang esok bukan sekadar dari pertandingan sepakbola biasa. Ada sebuah sejarah, ada sebuah awal yang dimulai di sini.
“Pertandingan besok more than a game. Menandai era baru supaya sepakbola industri maju. Sudah sepantasnya klub sepakbola mendanai diri sendiri agar sepakbola Indonesia semakin maju,” tandas pelatih Persema Malang Timo Scheunemann. 

LPI Era Baru Industri Sepak Bola Indonesia

Arifin PanigoroLPI bergulir perdana di Solo antara Persema dengan Solo FC dengan menyebar 19.500 tiket masuk Stadion Manahan. Chairman LPI Arifin Panigoro mengatakan, LPI merupakan era baru industri sepak bola Indonesia. LPI adalah liga reformasi yang memandirikan klub-klub menuju industri sepak bola di Indonesia.
LPI mendorong sepak bola sebagai lahan bisnis yang menguntungkan sehingga menarik perusahaan perusahaan besar untuk terlibat di dalamnya. Selain itu, Arifin juga yakin selain kemajuan industri, LPI dapat meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia. Seperti, diketahui sudah dua puluh tahun ini sepak bola Indonesia tanpa prestasi yang membanggakan.
Menurut dia, prestasi tertinggi yang diperoleh antara lain medali emas SEA Game 1991 Manila, Filipina. Setelah itu, hanya mendapatkan kegagalan demi kegagalan termasuk turnamen AFF Cup 2010.
Hal tersebut, kata dia, faktor utamanya penurunan prestasi penyebabnya di antaranya, buruknya kompetisi sepak bola di Tanah Air yang kehilangan kredibilitas, tak adanya pembinaan usia muda yang berjenjang dan berkelanjutan.
Bahkan, lanjut dia, banyak club yang dibiayai dengan membebankan melalui APBD. “Sepak bola profesional tidak boleh dengan menggunakan uang rakyat atau APBD,” katanya.
Ia menjelaskan, lahirnya LPI ini bentuk pelaksanaan hasil Konggres Sepak bola Nasional (KSN) yang berlangsung di malang, Jawa Timur pada Maret 2010. Hasilnya sudah diterima oelh seluruh stakeholders sepak bola nasional bertujuan membantu perbaikan prestasi persebakbolaan Indonesia.
Selain itu, LPi akan menggunakan wasit asing dari berbagai negara berkualitas FIFA, pemain ketrampilan tinggi, dan pelatih ternama. Hal itu, untuk meningkatkan kualitas kompetisi. Kompetisi sepak bola LPI yang akan digelar mulai di Solo, Sabtu (8/1) akan diikuti sebanyak 19 klub dari berbagai daerah di Indonesia. (republika.co.id)

500 Artis Menginap di Stadion Manahan Solo

liga primer indonesiaDatang menggunakan sembilan bus angkutan berisi 500 artis (seniman) tari dan  musik, Endah Pertiwi, Sekretaris Club Topeng Ireng, Magelang, mewakili rombongan mengaku tidur di Stadion Manahan Solo hingga acara pembukaan Liga Primer Indonesia (LPI) resmi dibuka, Sabtu, (8/1/2011).
“Berangkat dari Magelang sekitar pukul 16.00 WIB. Kami bersama rombongan berangkat dari ke Manahan,” kata Endah ditemui Tribun di Stadion Manahan, Jumat, (7/1/2011), malam.
Mengenakan jumper warna hijau, Endah tampak mengawasi rombongan yang sedang gladi resik di pinggir lapangan. Ratusan orang itu sedang membentuk formasi melingkar sepanjang arena lari Stadion.
Di sisi sebelah kiri Endah berdiri, alat tabuh gendang dan tumpukan topeng ireng berderet di tepi rumput lapangan sebelah podium utama.
“Kami tidur di sini karena memang tidak ada tempat yang muat menampung orang segini banyak,”jelasnya.
Di depan Endah yang berdiri di sebelah lima perempuan di bangku tempat pemain sepakbola. Sebanyak 100 pemain musik sedang menyiapkan intrumen di panggung.
“Pemain topeng ireng berjumlah 400 orang, sedang 100 orang pemain musik pengiring, semua dari Magelang,”terangnya.
Di sela gladi bersih yang dilakukan Tim Topeng Ireng, suara koreografer panitia terdengar memberikan perintah untuk melakukan gerakan melingkar. Tiga orang lelaki sibuk bergerak ke sana ke mari mengatur gerakan penari agar sesuai keinginan.
“Gerakan tetap seperti rencana kemarin, isi ruang kosong yang belum terisi” kata Handoyo, satu dari 3 koreografer.
Gerak gemulai tarian ditambah tabuhan alat musik membuat gerakan tari terlihat menarik. Sesaat musik berhenti kemudian terdengar teriakan suara keras.
“LPI yesssss….Solo Yessss, LPI yesssss…Solo Yessssss,” teriak ratusan penari bergemuruh di Stadion Manahan. (bola.kompas.com)

12 Pelatih Asing di Liga Primer Indonesia

foto
Setelah mendapat lampu hijau dari Badan Olahraga Profesional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, Liga Primer Indonesia bergulir mulai Sabtu nanti. Sebanyak 19 klub telah menyatakan kesiapannya berlaga di Liga Primer Indonesia.

Liga Primer Indonesia dianggap sebagai breakaway league yaitu kompetisi baru yang mandiri, termasuk bebas dari campur tangan PSSI, dengan pengelolaan yang bisa menguntungkan klub. Inggris pernah melakukannya pada 1992 dan kini Liga Primer Inggris menjadi kompetisi paling terkenal di dunia.

Selain para pemain bintang, Liga Primer Indonesia menyajikan perang taktik para pelatih. Liga Primer Indonesia menyuguhkan perpaduan para pelatih lokal maupun asing. Sebanyak 12 pelatih asing akan bersaing dengan tujuh pelatih lokal di Liga Primer Indonesia Siapa saja pelatih asing tersebut? Berikut daftarnya:

1. Aceh United
Pelatih : Lionel Charbonnier (Prancis)

Mantan kiper ketiga tim nasional Prancis di Piala Dunia 1998 ini banting setir menjadi pelatih usai gantung sepatu. Saat menjadi direktur teknik federasi sepak bola Tahiti, Lionel Charbonnier mengantarkan timnas U-20 negara di kepulauan Karibia tersebut ke Piala Dunia FIFA U-20 tahun 2009. Kini publik Indonesia akan menyaksikan langsung keandalan pemain juara dunia ini menangani tim peserta LPI yang bermarkas di ujung paling barat nusantara, Aceh United.



2. Bali De Vata

Pelatih : Willy Scheepers (Belanda)

Pelatih asal Belanda Willy Scheepers dipercaya menangani Bali De Vata. Sebelum mampir di kawasan wisata ternama dunia ini, Scheepers tercatat sebagai juru latih klub-klub Eropa, seperti FC Oberwinterthur, FC Kreuzlingen, dan APEP Pitsilia. Jabatan teknis terakhir yang dipegang Scheepers adalah menjadi direktur teknik di liga utama Siprus.



3. Batavia Union

Pelatih : Roberto Bianchi (Brasil)

Pelatih asal Brasil pemegang paspor Spanyol ini mengantongi sertifikat UEFA PRO pada 2006. Pernah melatih Zamora FC, Roberto Bianchi juga lama berkecimpung di Ciuded de Muscia, Mato Grosso de Sul, Bullense, dan Beijing Guoan FC. Kini Beto melangkah bersama Batavia Union.



4. Cendrawasih Papua

Pelatih : Uwe Erkebrecher (Jerman)

Pelatih asal Jerman ini pernah menangani klub Eropa seperti tim Jerman FC Koln Jugend, FC Carl Zeiss Jena, dan beberapa klub divisi II di Jerman. Dengan pengalaman melatihnya di berbagai klub, Uwe Erkebrecher ingin menjadi bagian dari perubahan sepak bola Indonesia dengan melatih tim Cendrawasih Papua.



5. Kabau Padang

Pelatih : Divaldo Alves (Portugal)

Sebelum melatih Kabau Padang, Divaldo Alves berpengalaman menangani tim-tim di Thailand, Malaysia, dan Hong Kong. Bahkan tahun 2009 lalu Alves pernah melatih Persijap Jepara. Sebagai modal utama mengarungi kiprah kepelatihan di Indonesia, Alves membawa serta pengalaman mengikuti pendidikan fisik dan olahraga di Portugal dan memegang sertifikat pelatih UEFA A-Level.



6. Ksatria XI Solo

Pelatih : Branko Babic (Serbia)

Pelatih asal Serbia berusia 63 tahun itu pernah melatih OFK Beograd tahun 2004-05 dan kini menapaj di Ksatria XI Solo. Selain itu, Branko Babic juga pernah melatih tim di beberapa negara seperti di Jepang dan Montenegro. Sebagai pemain, Babic pernah memperkuat klub Jerman Beringen FC tahun 1975-1976.



7. Makassar City

Pelatih : Michael Feichtenbeiner (Jerman)

Michael Feichtenbeiner pernah menjadi managing director Bundesliga divisi dua dan pernah pula melatih klub Malaysia, Selangor MPPJ, dan kini di Makassar City. Pelatih asal Jerman ini merupakan pemegang sertifikat pelatih UEFA Pro Coach Licence.


8. Medan Bintang

Pelatih : Rene Van Eck (Belanda)

Rene Van Eck banyak mencicipi pengalaman bermain di sejumlah klub Eropa, seperti Excelsior Rotterdam, FC Den Bosch, FC Nuremberg, FC Wintherthur, SC Kriens, dan FC Lucerne. Gantung sepatu sebagai pemain, Van Eck langsung beralih menjadi pelatih. Setelah meraih sertifikat UEFA Pro Coach Licence, pria asal Belanda ini melatih klub Jerman, Carl Zeiss Jena, dan kini di Medan Bintang.


9. Medan Chiefs


Pelatih : Jorg Steinebruner (Jerman)

Sepak bola Asia bukan barang baru bagi Jorg Steinebruner. Pelatih asal Jerman ini berpengalaman melatih sejumlah klub Singapura, seperti Woodland Wellington, Sengkang Punggol, dan Etoile. Mulai 2011, Steinebruner menguji kepiawaian beradu taktik di persepakbolaan Indonesia bersama Medan Chiefs.



10. Persema

Pelatih : Timo Scheuneman (Jerman)

Pelatih kelahiran Jerman yang fasih berbahasa Indonesia ini pernah bermain di klub college Amerika Serikat, Master Mustangs, dan pada 1997 menjadi pemain Persiba Balikpapan. Setelah itu, Indonesia seakan menjadi tanah air bagi Timo. Memegang lisensi kepelatihan UEFA A sejak 2007, Timo pernah dipercaya menangani timnas sepak bola putri Indonesia di SEA Games 2008 dan Persema sejak 2010 ini.



11. Real Mataram

Pelatih : Jose Basualdo (Argentina)

Jose Basualdo pernah mencicipi Piala Dunia 1990 dan 1994 semasa masih bermain membela timnas Argentina. Usai gantung sepatu, Basualdo menangani klub Ekuador, Deportivo Quito. Setelahnya, Basualdo menangani sejumlah klub Amerika Latin, seperti Universitario de Deportes, El Porvenir, Cienciano, Santiago Morning, dan Universidad de Santiago FC sebelum akhirnya dipinang Real Mataram.



12. Tangerang Wolves

Pelatih : Paulo Camargo (Brasil)

Di negara asalnya, Brasil, Paulo Camargo dikenal pelatih yang sangat serius dalam menangani tim dan jeli menciptakan pemain berbakat. Salah satu anak didiknya adalah Kaka ketika masih bermain di tim junior São Paulo Futebol Clube. Kini, kemampuan tersebut dapat ditularkan ke Indonesia. Kita nantikan siapa pemain muda cemerlang yang dilahirkan Camargo bersama Tangerang Wolves.


http://www.tempointeraktif.com/hg/lpi_fokus/2011/01/07/brk,20110107-304384,id.html

5 Pemain Asing Calon Bintang di Liga Primer Indonesia

foto
Setelah mendapat lampu hijau dari Badan Olahraga Profesional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, Liga Primer Indonesia bergulir mulai Sabtu nanti.  Sebanyak 19 klub telah menyatakan kesiapannya berlaga di Liga Primer Indonesia.

Liga Primer Indonesia dianggap sebagai breakaway league yaitu kompetisi baru yang mandiri, termasuk bebas dari campur tangan PSSI, dengan pengelolaan yang bisa menguntungkan klub. Liga Primer Indonesia juga menawarkan aksi pemain-pemain asing yang diperkirakan bersinar atau diistilahkan sebagaimarquee player.

Liga Primer Indonesia sempat merayu beberapa pemain bintang seperti Edgard Davids, Nicky Butt, Robbie Fowler, Diego Tristan, dan Rigobert Song untuk bergabung. Hingga kini belum ada kepastian mengenai kehadiran bintang-bintang tersebut. Namun, Liga Primer Indonesia dipastikan bakal disemarakkan para pemain asing. 

Berikut ini beberapa pemain asing di Liga Primer Indonesia yang memiliki kiprah cukup gemilang di negara mereka:



1. Alexandre da Silva Mariano (Brasil)

Alexandre da Silva Mariano lebih dikenal dengan Amaral. Amaral telah sepakat bermain di klub Manado United. Gelandang bertahan asal Brasil ini sempat memperkuat dua tim serie A Italia, Parma dan Fiorentina. Amaral pernah memperkuat tim nasional senior Selecao 31 kali dalam kurun waktu 1996-2002. Ia terakhir bermain untuk Perth Glory, klub asal Australia.

2. Amancio Fortes (Angola)

Satu lagi pemain bintang yang sudah menandatangani kontrak adalah Amancio Fortes. Penyerang muda berbakat berusia 20 tahun asal Angola yang dikenal sebagai The African Wonder Boy ini, siap merumput dan menciptakan gol-gol indah bagi Semarang United. 

3. Diego Bogado (Argentina)


Bogor Raya memboyong bek Diego Bogado dari River Plate. Meski terbilang berada di usia emas karier pesepakbola profesional, Bogado tidak ragu bertualang di Indonesia untuk membela Bogor Raya. Pemain 24 tahun yang sama baiknya dimainkan di kedua sayap itu sudah tiba di Bogor dari Argentina pada 10 Desember.

4. Aleksandra Vrteski (Australia)


Aleksandar Vrteski resmi dikontrak Solo FC. Bekas kiper Perth Glory di Liga Australia itu mengaku tak sabar merasakan atmosfer kompetisi sepak bola di Indonesia. Vrteski tergolong kiper berusia muda, 22 tahun. Saat membela timnas yunior Australia, kiper dengan tinggi 1,94 m itu sempat tampil pada Youth World Cup 2005 di Peru.

5. David Micevski (Australia)

Bersama Vrteski, Micevski menjadi legiun asing asal Australia yang memperkuat Solo FC. Gelandang berusia 24 tahun ini menjadi motor kesuksesan Perth Soccer Clubs saat menjuarai WA State League (satu level di bawah Liga Australia atau A-League) dan Piala Liga pada 2005. Mantan Manajer Teknik Perth Glory Mich d'Avray menilai Micevski sebagai salah satu bintang masa depan Liga Australia. Pada 2009, Micevski dinobatkan sebagai Pemain Terbaik WA State League.


http://www.tempointeraktif.com/hg/lpi_soccer_star/2011/01/07/brk,20110107-304394,id.html

Monday, January 3, 2011

Irfan Bachdim Terjebak di Antara 2 Pilihan


Striker Indonesia berdarah asing Irfan Bachdim tengah mengalami dilema dalam karir sepakbolanya. Dia harus memilih tetap bersama klubnya Persema Malang karena terikat kontrak dan terancam dicoret masuk timnas Indonesia. Atau pindah dari Persema untuk memuluskan langkahnya ke tim Merah Putih.

Keadaan ini tercipta setelah Persema mengundurkan diri dari kompetisi sah yang diakui PSSI, Indonesia Super League (ISL), dan bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI). PSSI sendiri sudah menegaskan kalau LPI adalah kompetisi ilegal. Pemain klub yang berlaga di LPI dengan demikian dianggap ilegal dan terancam dicoret dari timnas.

Menurut kubu Persema, Irfan masih loyal pada klub tersebut. Hal ini ditegaskan oleh Kapten Persema Bima Sakti dan Timo Scheunemann.

"Irfan pasti akan bermain bersama Persema. Saya sudah kontak-kontakan dengan Irfan,” ujar Bima seperti dimuat dalam situs Ongisnade, Senin 3 Januari 2011.

Selain itu manajer Persema Malang, Asmuri, juga mengancam sanksi administratif jika Irfan meninggalkan klub di tengah kontrak. Pelanggaran tersebut dikatakan Asmuri bisa membuat Irfan harus membayar dua kali lipat nilai kontraknya.

Sedangkan dari kubu PSSI, Irfan dikatakan bisa keluar dari kewajiban kontraknya dengan Persema. Menurut Direktur Hukum dan Peraturan PSSI, Max Boboy, kontrak tersebut hanya mengikat jika kedua pihak berada dalam kompetisi ISL.

"Kalau pun dia pilih meninggalkan Persema tidak ada masalah. Dan tidak ada penalti yang mengharuskannya untuk membayar kontrak dua kali lipat," kata Max.

Belum ada konfirmasi apa pun dari Irfan soal situasi ini. Jika sebelumnya dia rajin berkomentar lewat situs microblog Twitter, kali ini pria berdarah Belanda itu adem ayem saja. Irfan malah lebih fokus pada kehidupan pribadinya pasca Piala AFF 2010.

Irfan memposting beberapa kegiatannya di luar lapangan bersama keluarga. Salah satunya mengunjungi Panti Asuhan, Minggu 2 Januari 2011 kemarin.
• VIVAnews

Wednesday, December 29, 2010

Indonesia Menang, Malaysia Juara

Kesebelasan nasional Indonesia mampu menang 2-1 atas Malaysia, pada leg kedua final Piala AFF 2010, di Gelora Bung Karno, Rabu (29/12/2010). Indonesia pun mengakhiri turnamen sebagai runner-up, mengingat mereka kalah 0-3, pada leg pertama, Minggu (26/12/2010).
Bermain sebagai tuan rumah dengan kewajiban menang 4-0, Indonesia tampil agresif sejak menit awal. Sayang, usaha itu tak diimbangi dengan ketenangan dan fokus tinggi. Pada momen-momen krusial, Indonesia kerap melakukan kesalahan umpan atau terburu-buru melakukan eksekusi.
Di tengah kesulitan itu, Indonesia mendapat hadiah penalti, menyusul handsball yang dilakukan Mohd Sabre Bin Mat Abu pada menit ke-18. Firman Utina yang dipercaya mengeksekusi bola, mengirim bola secara akurat ke sudut kiri bawah gawang, yang sayangnya, terlalu lemah sehingga mudah ditangkap Khairul Fahmi.
Setelah penalti itu, Malaysia mencoba bangkit. Melalui Mojamad Ashari Bin Samsudin, mereka hampir saja mencetak gol pada menit ke-20. Untung saja, Markus Horison masih mampu menepis tembakan akurat Ashari.
Indonesia mencoba membalas. Namun, belum lagi mampu menciptakan ancaman serius, Indonesia kembali terancam kebobolan pada menit ke-32. Saat itu, Mohd Safee Bin Mohd Sali berhasil masuk kotak penalti dan menembakkan bola, yang melenceng dari sasaran.
Ancaman itu dibalas Indonesia dengan sejumlah serbuan yang tuntas dengan eksekusi. Namun, Malaysia mampu menghindarinya sampai peluit turun minum berbunyi, dengan skor 0-0 tertera di papan skor.
Permainan tak banyak berubah di babak kedua, Indonesia masih lebih dominan dalam penguasaan bola dan serangan, tetapi masih bermasalah dengan sentuhan akhir, baik saat mengumpan maupun menembak.
Masalah itu belum selesai, ketika Malaysia malah mampu unggul 1-0, berkat gol Mohd Safee pada menit ke-54. Dalam sebuah serangan balik, Safee berhasil menguasai sebuah umpan terobosan dan menggiringnya melewati dua Maman dan Hamka sebelum melepaskan tendangan keras dari tengah kotak penalti, yang mendesak jaring dalam gawang Markus Horison.
Setelah itu, Indonesia mengalam penurunan performa. Untuk mengatasi itu, pelatih Alfred Riedl menarik Firman Utina dan Irfan Bachdim dan memasukkan Eka Ramdani dan Bambang Pamungkas pada menit kepada menit ke-58.
Perubahan itu perlahan menaikkan kualitas permainan Indonesia, sampai akhirnya bisa menyamakan kedudukan berkat gol Muhammad Nasuha pada menit ke-73. Memanfaatkan bola muntah hasil tembakan Ahmad Bustomi yang ditepis, Khairul Fahmi, Muhammad Nasuha, membobol gawang Malaysia pada menit ke-73 leg kedua final Piala AFF 2010, di gelora Bung Karno, Rabu (29/12/2010).
Gol itu semakin mendongkrak kepercayaan diri Indonesia. Mereka terus berusaha mencetak gol di waktu tersisa. Setelah berjuang hingga menit ke-85, Indonesia berhasil mengungguli Malaysia berkat tembakan Muhammad Ridwan.
Menguasai bola di luar kotak penalti, ia menggiring bola sebelum menembakkannya. Bola sempat membentur pemain lawan sebelum mendesak jaring gawang tim tamu.
Di waktu tersisa, permainan berlangsung semakin sengit. Sementara Indonesia masih mengejar gol, Malaysia juga mencoba memberikan tekanan untuk mengurangi ancaman Indinesia.
Sejumlah situasi berbahaya dialami kedua kubu. Namun, sampai peluit berbunyi panjang, papan skor tetap menunjukkan angka 2-1.
Susunan pemain:
Indonesia:
 Markus Harison; Mohammad Nasuha, M Ridwan, Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur, Maman Abdurachman, Arif Suyono (Tony Sutjipto 71), Firman Utina (Eka Ramdani 58), Ahmad Bustomi, Irfan Bachdim (Bambang Pamungkas 58), Cristian Gonzales
Malaysia: Khairul Fahmi Bin Che Mat; Mohd Sabre Bin Mat Abu, Mohd Asraruddin Putra, Safiq Bin Rahim, Norshahrul Idlan Bin Talaha, Mohd Safee Bin Mohd Sali (Izzaq 87), Amar Bin Rohidian, Kunanlan Subramaniam, Mohamad Muslim Bin Ahmad, Mojamad Ashari Bin Samsudin, Mohd Fadli Bin Mohd Shas
(kompas).